Banyak saran yang bertebaran di internet tentang cara pemakaian baterai
laptop ini. Informasi yang paling sering ditanyakan adalah apakah
sebaiknya saat menggunakan laptop charger tetap menancap atau dilepas?
Kapan sebaiknya baterai laptop di charge? Bagaimana jika menggunakan
laptop tanpa baterai.
Pada artikel ini, kita akan membahas cara terbaik dalam memakai laptop
agar baterai tetap awet atau tahan lama beserta penjelasannya. Awet di
sini memiliki dua pengertian, yaitu awet dalam pengertian baterai laptop
dapat tahan lama saat digunakan untuk menjalankan laptop dan awet dalam
pengertian umur baterai laptop itu sendiri mampu bertahan hingga
bertahun-tahun lamanya.
Keterbatasan Baterai Laptop
Masalah utama dari baterai laptop atau netbook adalah keterbatasan yang
dimiliki oleh bahan di dalam baterai itu sendiri. Jenis baterai yang
umum digunakan adalah Lithium-ion (Li-ion). Bahan Lithium dalam baterai
ini akan berkurang kemampuan penyimpanannya setelah 2 tahun baik
digunakan maupun tidak. Misalnya, jika pada awalnya baterai laptop dapat
bertahan 3 jam untuk pemakaian normal, setelah 2 tahun – digunakan atau tidak – daya tahan baterai tetap akan turun pada kisaran 10 – 15%.
Mengenal Charging & Discharging
Hal pertama yang perlu diketahui bersama adalah istilah Charging dan
Discharging. Saat baterai hampir habis dan kita memasang charger maka
baterai laptop mengalami proses Charging. Saat baterai telah penuh dan
kita melepas charger, laptop akan menggunakan tenaga baterai. Proses
pemakaian tenaga baterai untuk menjalankan laptop adalah proses
Discharging.
Cara Pemakaian Baterai Laptop yang Benar agar Tetap Awet
Berikut beberapa cara pemakaian baterai laptop terbaik berdasarkan
pengalaman kami sendiri menggunakan beberapa merk laptop seperti
Toshiba, Asus, HP, Dell selama bertahun-tahun. Untuk merk lain kami
yakin caranya tetap sama selama baterai yang digunakan adalah jenis
Li-ion.
1. Segera Charge Baterai saat Daya Tersisa 15 – 20%
Saat kita sedang menggunakan laptop atau netbook dan indikator baterai
menunjukkan daya yang tersisa tinggal 15 – 20%, segera lakukan pengisian
ulang (charging) baterai. Umumnya Operating System (OS) modern seperti
Windows ataupun Mac OS akan memberikan peringatan status daya baterai.
Jika kita tidak melakukan charge, OS akan segera melakukan proses
“Sleep” atau “Hibernate” atau malah “Shut Down” tergantung pengaturan
Power Management dari laptop atau netbook itu sendiri.
Jika baterai laptop tidak segera di charge, daya dalam baterai akan
mengalami discharge hingga 0%. Tandanya adalah saat hendak dihidupkan
laptop atau netbook tidak mau menyala. Jika ini terjadi, segera lakukan
charging dan biarkan sekitar 10 – 15 menit tanpa menyalakan laptop.
Charger Laptop dengan daya 65 watt dapat melakukan charging hingga daya
baterai mencapai 15% dalam jangka waktu tersebut.
2. Usahakan Melakukan Charging hingga 100%
Saat melakukan charging baterai laptop, disarankan agar membiarkan
baterai terisi hingga penuh 100% sebelum melepas charger. Hal ini dalam
jangka panjang akan memperpanjang umur baterai dan membuat baterai tetap
tahan lama saat digunakan.
3. Hentikan Proses Charging Segera Setelah Indikator Mencapai 100%
Segera mencabut kabel charger setelah baterai penuh merupakan hal yang
sangat disarankan. Jika anda menggunakan baterai laptop original,
umumnya di dalam baterai terdapat mekanisme proteksi (protection
circuit) yang akan segera menghentikan proses charging setelah status
daya baterai mencapai 100%.
Walaupun baterai laptop telah memiliki pengaman internal, sebagaimana
komponen elektronika lainnya, protection circuit ini juga akan semakin
pendek usianya jika kita membiarkan proses charging terus berlangsung.
4. Gunakan UPS sebagai pengganti Baterai Laptop
Jika anda sering membiarkan laptop tetap menyala dalam jangka waktu
lama, sebaiknya baterai laptop dilepas saja. Memang tindakan ini
beresiko karena jika listrik padam maka laptop akan ikut padam.
Solusinya adalah menggunakan UPS (Uninterruptible Power Supply).
Mungkin anda pernah membaca informasi bahwa tidak disarankan untuk
menggunakan UPS. Informasi itu tidak sepenuhnya salah karena
dikhawatirkan fluktuasi arus dari UPS dapat merusak komponen laptop.
Namun jika anda menggunakan charger original hal ini tidak akan menjadi
masalah. Karena charger original memiliki mekanisme pengatur yang
kompleks sehingga arus yang masuk tetap stabil. Agar lebih aman, saran
kami gunakan merk UPS berkualitas seperti ICA.
Jika anda tidak memiliki UPS tentunya anda tetap dapat menggunakan
laptop tanpa baterai, tentunya resiko seperti kehilangan data bahkan
hingga kerusakan hardware seperti harddisk bad sector akan sangat rentan
terjadi.
5. Simpan Baterai dengan Daya Tersisa 15 – 20%
Jika anda termasuk pemakai laptop seperti pada nomor 3 di atas, sebelum
menyimpan baterai, lakukan discharge baterai hingga daya tersisa 15 –
20%. Hal ini berhubungan erat dengan “Life Cycle” (akan di bahas di
bawah). Semakin tinggi daya yang tersisa saat baterai laptop di simpan,
semakin rendah “Life Cycle” nya.
Jangan simpan baterai laptop terlalu lama, disarankan untuk
menggunakannya minimal seminggu sekali agar baterai melakukan charging
dan discharging, dan me-refresh daya di dalamnya.
6. Jangan Simpan Baterai dengan Daya Penuh
Seperti yang disebutkan pada nomor 4. Menyimpan baterai dengan daya
penuh apalagi hingga mencapai 100% akan sangat memperpendek usia “Life
Cycle”. Sering terjadi pemilik laptop atau netbook menyimpan baterai
laptopnya hingga berbulan-bulan, saat hendak menggunakan baterai
tersebut, Operating System akan menampilkan status baterai telah
“rusak”.
Jika anda terlanjur menyimpan baterai dengan daya 100%, segera pasang
baterai ke laptop dan biarkan laptop menyala agar baterai mengalami
discharging. Anda dapat menyimpan baterai setelah daya tersisa 15 – 20%.
Jangan lupa, pasang dan gunakanlah baterai laptop minimal seminggu
sekali.
Tingkat Discharge Baterai Li-ion.
Informasi ini adalah sekedar informasi tambahan agar kita lebih memahami
cara kerja baterai. Hal ini berlaku untuk semua baterai jenis
Lithium-ion. Jadi jika anda memiliki perangkat seperti Handphone atau
Smartphone, Digital Camera, Tablet atau lainnya, yang menggunakan
baterai jenis ini, maka cara perawatan di atas akan berlaku juga buat
perangkat ini.
1. Life Cycle Baterai Li-ion
Setiap baterai Litihium-Ion memiliki masa pakai atau umur. Masa pakai
ini ditentukan oleh “Life Cycle” atau seberapa banyak baterai anda dapat
di discharge dari daya 100% - 0%. Umumnya angka “Life Cycle” ini
bergantung pada tingkat discharge (DoD – Depth of Discharge).
2. Tingkat Discharge (DoD)
Semakin rendah tingkat Discharge, semakin rendah usia baterai. Ingat
Discharge diukur dari 100% ke 0%. Misalnya saat ini baterai kita masih
memiliki daya sekitar 15%, berarti baterai telah mengalami discharge
sebanyak 85%. Jadi jika kita menyimpan baterai dengan daya tersisa 15%
tentunya akan semakin awet baterai kita.
3. Life Cycle vs DoD
Tabel berikut gambaran umum tingkat Discharge berbanding Life Cycle.
Depth of Discharge (DoD) | Life Cycles |
100 % | 500 |
50 % | 1500 |
25 % | 2500 |
10 % | 4700 |
Demikian artikel sederhana tentang cara merawat baterai laptop agar
tetap awet. Semoga informasi ini dapat berguna bagi kita bersama, terima
kasih.
Sumber:
2. Pengalaman pribadi
1 Komentar untuk "Merawat Baterai Laptop Agar Awet"
Toko Herbal Ampuh Mengatasi Insomnia
Trivam Propofol Original
Liquid Sex Original
Chlorophyll Spray Asli
Blue Wizard Original
Potenzol Cair Original
Opium Spray Asli